SibaragasNews.Id | Tanggal 21 April selalu diperingati untuk mengenang sosok pahlawan wanita bernama Raden Adjeng Kartini atau lebih dikenal sebagai RA Kartini.
Aktif memperjuangkan hak-hak perempuan, RA Kartini dikenal sebagai sosok emansipasi wanita.
Baca Juga:
Penjabat Bupati Kudus Ajak Generasi Muda Tiru Semangat RA Kartini
Dia juga disebut-sebut sebagai pelopor kebangkitan perempuan.
RA Kartini juga menuliskan sebuah buku yang sangat populer berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.
Kartini merupakan perempuan yang sangat tangguh, bagaimana tidak Kartini selalu memperjuangkan hak-hak perempuan, selain itu ia juga memiliki keinginan untuk mencerdaskan perempuan Indonesia.
Baca Juga:
Kumpulan Link Twibbon Hari Kartini 2024, Begini Cara Membuatnya
Berikut beberapa fakta RA Kartini, Pahlawan Nasional sebagai pejuang Perempuan, seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Penulis Buku
Pahlawan Nasional yang memiliki nama lengkap Raden Ajeng Kartini telah menulis buku yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia hingga sekarang yaitu 'Habis Gelap Terbitlah Terang' buku itu disusun oleh J.H Abendanon dalam bahasa Belanda.
Sebetulnya dalam buku itu terdapat 150 surat, tetapi tidak semuanya ditampilkan kerana ada beberapa surat yang bersifat sangat sensitif.
Buku itu kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan menerbitkan sebanyak 100 surat, diantaranya 53 surat diberikan untuk sahabatnya yang berada di luar negeri yaitu Rosa Abendanon dan suaminya.
2. Museum RA Kartini
Museum RA Kartini berada di Desa Panggang, Kecamatan Jepara yang didirikan pada 30 Maret 1975, Pada pembangunan museum ini ketika dalam pemerintahan Suwarno Djojo Mardowo.
Dalam museum RA Kartini terdapat beberapa peninggalan Kartini dan juga menyajikan benda-benda warisan budaya yang berada di Jepara.
3. Mahir Bahasa Belanda
Meskipun tidak merasakan pendidikan yang tinggi RA Kartini mahir dalam menggunakan Bahasa Belanda dan memiliki tata bahasa yang cukup bagus, RA Kartini selalu menghabiskan waktu dengan membaca buku.
Banyak orang-orang Belanda yang meragukan surat-surat yang dibuat oleh RA Kartini, yang pada akhirnya mereka percaya bawah surat-surat tersebut asli RA Kartini yang menulis.
4. Meninggal di Usianya Muda
Dari pernikahannya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat, RA Kartini memiliki satu anak laki-laki yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904, akan tetapi berselang empat hari kemudian tepatnya tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 25 tahun.
5. Dijadikan Nama Jalan di Belanda
RA Kartini tidak hanya terkenal di Indonesia aja, Nama RA Kartini terkenal sampai ke Belanda sebagai pejuang hak-hak perempuan.
Sehingga pemerintahan Belanda membuat nama jalan di beberapa kota di Belanda yaitu di Utrecht, Venlo, Amsterdam dan Haarlem. [As]