SibaragasNews.Id | Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku geram karena stok puluhan juta liter minyak goreng hilang di pasaran. Hal itu di saat pemerintah masih memberlakukan kebijakan harga eceran tertinggi maksimal Rp14 ribu per liter untuk kemasan premium.
Mendag Lutfi menyebutkan, puluhan juta liter minyak goreng tersebut, rencananya disalurkan ke Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Baca Juga:
Survei Indikator Politik: Publik Optimistis Kejagung Tuntaskan Kasus Minyak Goreng
Ia juga menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Perdagangan pasokan minyak goreng sebanyak 25 juta liter yang seharusnya ke Kota Medan, justru tidak ditemui pada saat dirinya mengecek ke lapangan.
"Di Medan itu mendapatkan 25 juta liter, rakyat Medan menurut BPS 2,5 juta orang jadi satu orang itu menurut hitungan 10 liter. Saya pergi ke kota Medan, saya pergi ke pasar, saya pergi ke supermarket tidak ada minyak goreng," kata Lutfi pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta dikutip Antara, Jumat (18/3/2022).
Lutfi menjelaskan hal yang sama terjadi di dua kota lain, yakni Jakarta dengan pendistribusian hingga 85 juta liter dan Surabaya dengan total 91 juta liter minyak goreng.
Baca Juga:
Perusahaan Kelas Dunia di Sektor Sawit, Wilmar Group Miliki 450 Pabrik
Dengan data distribusi yang dilaporkan dan pengecekan di lapangan yang berbeda tersebut, Kementerian Perdagangan menyimpulkan dua indikasi terhadap apa yang terjadi.
"Deduksi kami adalah ini ada orang-orang yang mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Dan tiga kota ini apa ke common dominators-nya, satu industri ada di sana, yang kedua ada pelabuhan," kata Lutfi.
Mendag menyebutkan adanya dugaan penyelundupan minyak goreng yang diproduksi dengan harga CPO kebijakan Domestic Price Obligation (DPO) yang jauh di bawah harga internasional, namun tidak dijual di dalam negeri melainkan ke luar negeri dengan selisih harga mencapai Rp8 ribu per liter.