SibaragasNews.Id| Cuplikan video yang berhubungan dengan perang Rusia-Ukraina bisa dilihat di aplikasi TikTok.
Pasalnya, media sosial yang berbasis di China ini disebut akan terus menyiarkan perang antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
Berbagai cuplikan video pergerakan pasukan Rusia seperti di Kursk, kira-kira 100 mil dari perbatasan Rusia dan Ukraina, kendaraan tempur terlihat berjajar melintasi rel kereta api salah satu yang banyak dilihat pengguna.
Kendaraan tempur itu merupakan tank yang diangkut menggunakan kereta untuk mendekat ke beberapa wilayah perbatasan Rusia dekat Ukraina.
Rekaman video pergerakan pasukan dan kendaraan tempur itu banyak dibagikan di platform TikTok. Dengan demikian, jangan berharap TikTok bakal berhenti menyiarkan konten perang di Krimea itu.
Baca Juga:
Tim Gegana Brimob Polda DIY Musnahkan Granat Aktif Perang Dunia II
Dari desa-desa kecil Belarusia hingga kota-kota industri Rusia yang ada di perbatasan Ukraina, pemandangan invasi pasukan beruang merah ditangkap oleh masyarakat menggunakan ponsel, kemudian mengunggahnya sebagai bukti terjadinya perang.
"Ada banyak data di luar sana," kata Benjamin Strick, Direktur Investigasi di Center for Information Resilience (CIR), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada operasi militer.
Tim CIR bersama dengan penyelidik open source lainnya, telah sibuk memverifikasi dan memetakan video pergerakan pasukan di Rusia dan Belarusia selama beberapa minggu terakhir.
Citra satelit dengan hasil video CIR menggambarkan pergerakan peralatan militer dan pasukan Rusia di sekitar sisi timur Ukraina.
Sejak April 2021, mobilisasi pasukan Rusia disertai dengan bertebaran di jagat maya. Namun rekaman itu banyak tersebar di TikTok, yang disebut sebagai platform utama untuk menunjukkan gerakan militer.
"TikTok jelas merupakan salah satu platform utama yang digunakan untuk mendokumentasikan ini," kata Eliot Higgins, pendiri unit investigasi open source Bellingcat.
Rekaman gerakan militer di TikTok itu tak jarang dibagikan juga di platform medsos lainnya, seperti Twitter. Akun yang membagikan video pendek itu seringkali berasal dari akun milik warga biasa.
Pada beberapa video terlihat gerombolan anak-anak tengah bermain saat gemuruh tank melintas. Ini berarti tidak banyak orang yang memperhatikan gerakan pasukan Rusia.
Salah satu video TikTok yang didapatkan Wired paling sedikit memiliki 1000 penonton dan ramai komentar di postingan itu. Pengguna juga banyak yang membagikan postingan tersebut.
Sebelumnya sejumlah akun Twitter yang membagikan informasi terkait kondisi Ukraina-Rusia banyak mengalami penangguhan atau suspend.
Pada Senin (22/2), peneliti OSINT Kyle Glen dilaporkan mengalami penangguhan akun selama 12 jam. Kemudian, analis keamanan Oliver Alexander juga mengklaim telah dikunci dari akunnya dua kali dalam 24 jam.
Selain itu, akun OSINT berbahasa Prancis Neurone Intelligence, akun berbahasa Spanyol Mundo en Conflicto, dan akun OSINT Brasil Notícias e Guerras juga dilaporkan mengalami hal serupa.
Sejumlah peneliti OSINT khawatir penangguhan akun yang terjadi ini adalah bagian dari pelaporan massal yang ditujukan untuk menonaktifkan akun-akun yang membagikan informasi selama invasi Rusia.
Pendukung Ukraina juga khawatir penghapusan akun Twitter yang berbagi informasi tentang wilayah tersebut dapat menguntungkan tujuan militer Rusia.
Pasalnya, Rusia sebelumnya diketahui pernah melakukan kampanye disinformasi media sosial di Ukraina. Pada 2014, Rusia diduga menggunakan media sosial untuk menyampaikan narasi palsu selama pengambilalihan Krimea.
Menanggapi kasus penangguhan akun ini, juru bicara Twitter Elizabeth Busby mengatakan bahwa tindakan telah diambil terhadap akun-akun ini karena kesalahan dan bukan bagian dari kampanye terkoordinasi. [as/bay]