Bos robot trading DNA Pro Daniel Abe (DA) meminta maaf atas kasus yang kini menjeratnya sebagai tersangka dalam perkara dugaan penipuan investasi. Hal itu disampaikannya saat konferensi pers Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri.
"Saya Daniel Abe, saya selaku Direktur Utama DNA Pro, saya meminta maaf sebesar-besarnya untuk para kolega, kepada keluarga, kepada member, dan saya sudah bertanggungjawab atas semua itu sampai detik ini," kata Daniel di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2022).
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Menurut Daniel, aplikasi DNA Pro berkembang dengan cepat hingga memiliki member ribuan. Namun dalam perjalanannya, situasi membawa aplikasi tersebut ke dalam praktik skema ponzi.
"Awalnya, aplikasi DNA itu memang sangat baik. Tapi memang berkembangnya pesat untuk member, dan ketidaksiapan sistem kami, maka terjadilah skema piramida itu. Jadi memang skema piramida itu terjadi, dan skema piramida itu terjadi, uangnya memang balik ke member ke member lagi," jelas dia.
Daniel mengakui DNA Pro sebagai perusahaan yang dia bangun. Dia berharap industri serupa dapat mengikuti perkembangan zaman sehingga tidak merugikan banyak orang.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
"Dan saya berterima kasih ke pihak Bareskrim dan pihak terkait yang sudah membantu sampai saat ini. Dan terakhir saya mau bilang bahwa industri robot trading supaya ke depannya harus lebih maju lagi dari sekarang," Daniel menandaskan.
Polisi sejauh ini telah menangkap 11 tersangka kasus dugaan penipuan investasi robot trading DNA Pro. Tiga di antaranya masih dalam pengejaran dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron.
"Benar ada 11 tersangka dan 3 tersangka masih dalam pencarian yang diduga ada di luar negeri," tutur Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2022). [as/rin]