Artinya sekoci pendapatan keluarga masih ada yang bisa diandalkan, baik buat beli beras atau susu anak-anak.
Kalau usaha sendiri ini sudah jalan, silahkan saja keluar dari kerja di perusahaan orang lain itu.
Baca Juga:
Ciputra: Hanya Miliki Sepatu Satu Pasang, Tapi Karyanya Mendunia
Soal tip ketiga ini saya juga punya contoh kasus riel. Ada pengusaha sukses kawan baik saya, Pak Budiyanto Darmasatono yang beliau pengusaha kurir ekspress yang sudah kaeryawan 2.700 orang padahal waktu awal-awal di jakarta selulus D3 UGM juga gelantungan naik bis kota.
Waktu beliau memulai usaha, dia tidak langsung keluar dari pekerjaan lamanya sebagai supervisor di Dinners Club, namun istrinya dulu yang menjalan usaha.
Soal ide dan konsep-konsep bisnisnya tetap Pak Budiyanto yang memotori dan istrinya yang melakukan eksekusi.
Baca Juga:
Jan Hwa Diana Akui Salah Tahan 108 Ijazah, Siap Kooperatif Jalani Proses Hukum
Kalau ada meeting yang penting, beliau juga cuti dari kantornya dan ikut istri melakukan presentasi ke calon klien.
Jadi dia tidak gegabah langsung cabut dari kerjaan kantor lamanya.
Nah, ketika usahanya sudah berjalan baik dan pendapatannya sudah mulai bisa diandalkan, barulah ia keluar secara baik-baik dari perusahaan lamanya, berpamitan dengan sopan untuk usaha sendiri.